Thursday, June 23, 2011

Semiotik

Sekilas tentang Semiotika 


     Semiotik percaya bahwa karya sastra memiliki sistem sendiri, karena itu muncul penelitian yang menghubungkan aspek struktur dengan tanda-tanda. Semiotik berasal dari bahasa Yunani Semeion yang berarti tanda. 
  • Semiotik dikembangkan dari teori de Saussure yaitu karya sastra memiliki hubungan antara:
  1. Penanda (signifiant) vs Petanda (signifie). 
  2. Langue (bahasa yang menjadi acuan dalam komunikasi) vs Parole (ujaran)
  3. Sintagmatik (relasi antar komponen dalam struktur yang sama) vs Paradigmatik (relasi antara komponen dalam struktur dengan entitas lain diluar struktur).
  4. Sinkroni (waktu dan ruang tertentu) vs diakroni (melihat perkembangan dari satu lapisan waktu ke lapisan waktu yang lain)
  •  Pierce ada tiga fakto yang mementukan ada tidaknya tanda: 1) Tanda itu sendiri, 2) hal yang ditandai, 3) tanda baru yang berterima dalam diri. Peirce juga melihat ada 3 hal yang menghubungkan antara tanda dan yang ditandakan:
  1. Ikon, tanda yang memiliki kesamaan dengan yang arti yang ditunjuk. Misal: foto dengan orang yang difoto. 
  2.  Indeks mengandung hubungan kausal dengan yang ditandakan, misal asap dengan api, mendung dengan hujan. 
  3. Simbol, bersifat arbiter, sesuai dengan konvensi suatu lingkungan tertentu. Misal, bendera kuning /putih dengan kematian.
  • Model pembacaan semiotik: 1) Heuristik, yaitu telaah kata, bait, term karya. Biasanya pembacaan semiotik tingkat pertama 2) Hermeneutik yaitu penafsiran totalitas karya sastra. Pembacaan semiotik tingka kedua, atau berdasarkan konvensi sastra.
  • Riffaterre: 
  1. Displacing of meaning (penggantian arti), disebabkan oleh bahasa kias seperti metafora, personifikasi, alegori, metonimi dsb. 
  2.  Distorsing of meaning (penyimpangan arti) terjadi karena: 1) ambiguitas yaitu pemakaian bahasa yang multimakna, 2) Kontradiksi, sesuatu yang berlawanan. 3) Nonsense yaitu kata-kata yang tidak bermakna.
§    Penciptaan arti, tampak pada permainan tipografi dalam puisi. Misal Tragedi Winka dan Sihka, karya Sutardji Calzoum Bachri. 


Novi Diah Haryanti
2008



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...