Monday, July 18, 2011

Mengenal Kelas Kata (bagian pertama)

Setelah empat minggu mempelajari proses pembentukan kata, saatnya mengenalkan kelas kata kepada bapak-ibu guru di kelas kebahasaan. Tidak mudah mengajarkan kelas kata kepada mereka, karena mereka terbiasa mempelajari kata berdasarkan fungsi sintaksisnya. Tapi saya selalu percaya “tidak ada ilmu yang tidak bisa dipelajari”, maka dengan outline sederhana saya mencoba membuat materi kelas kata menjadi semudah mungkin. Saya membagi materi kelas kata dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama ada empat kelas kata yang dibahas, yaitu kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), kata benda (nomina), dan kata keterangan (adverbia). Berikut materi pada pertemuan pertama kelas kata.

Verba (Kata Kerja)

Ciri-ciri verba
  1. Memiliki fungsi sebagai predikat atau inti dalam kalimat. Contoh: pencuri itu lari.
  2. Memiliki makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat.  Contoh: Adik main di sungai → (perbuatan); Sungai itu mulai mengering → (proses); Ayam itu mati → (keadaan).

Monday, July 11, 2011

“Membaca” Catatan Harian Si Boy

Jangan bayangkan Boy seperti zaman dulu yang diperankan dengan manis oleh Onky Alexander! Catatan Harian Si Boy yang ini, bukanlah versi baru melainkan “regenerasi” dari Boy yang beken di tahun 80-90an.

Catatan Harian Si Boy (2011) merupakan film yang mencoba mengambil karakter para tokoh  di Catatan Harian Si Boy terdahulu. Itulah yang membuat  karakter Boy yang ramah, hangat, dan melindungi tetap ditampilkan lewat tokoh Satrio (Ario Bayu ), sedangkan sosok Emon yang lucu dan kemayu, kembali hadir lewat tokoh Herry (Albert Halim). Cerita bermula dari Nuke yang terbaring koma dan selalu memegang catatan harian milik Boy (Onky Alexander). Nuke “ingin” bertemu Boy! Maka sebagai anak, Natasha (Carissa Puteri) mencoba memenuhi “keinginan” ibunya tersebut. Dengan bantuan Satrio dan teman-temannya pencarian Mas Boy pun dimulai, mereka berusaha menelusuri setiap nama yang terdapat dalam Diary tersebut. Melihat kedekatan Natasha dan Satrio, Nico (Paul Foster) cemburu. Maka, lahirnya konflik dari cinta segitiga antara Satrio-Natasha-Nico. Selain bercerita mengenai kisah cinta segita, film ini kental dengan gambaran persahabatan para tokohnya (Sastrio, Andi, Halim, dan Nina) yang “hidup” bersama di bengkel milik Nina (Poppy Sovia).

Buat saya, film ini “cowok banget”! Bukan hanya karena sosok Satrio yang ditampilkan sangat macho (tinggi, hitam manis, dan seksi) tapi juga dari tiap adegannya. Pertama, adegan dalam film dibuka dengan kebut-kebutan ala Fast & Furious yang dilakukan oleh Satrio untuk menghindari kejaran polisi. Selain kebut-kebutan, film ini juga selalu menampilkan mobil-mobil mahal. Profesi montir yang dilakoni oleh Satrio dan Andi di Bengkel Mobil Mewah (Hummer) lagi-lagi menggambarkan hobi otomotif yang kerap disukai oleh kaum laki-laki. Kedua, setelah ngebut penonton disuguhkan adegan-adegan perkelahian. Di antaranya perkelahian Nico dengan para penagih hutang dan perkelahian antara Nico dan Satrio yang merupakan puncak konflik kedua tokoh tersebut. Ketiga, dialog-dialog antara Satrio, Herry, dan Andi (Abimana Arya) walaupun lucu tapi terdengar “kasar”. Keempat, para aktrisnya ditampilkan cantik dan sangat seksi. Pakaian yang dikenakan Nina dan Natasha selalu minim, sangat Male Gaze! Hal tersebut berbeda dengan tokoh prianya (Satrio) yang walaupun berpostur tinggi besar tapi nyaris “keseksiannya” tidak tampak (bandingkan dengan film-film karya Upi Avianto yang kerap menampilkan laki-laki dengan perut sixpack bertelanjang dada). Jadi tidak mengherankan kalau teman laki-laki saya, sangat menyukai film ini dan merekomendasikan untuk menontonnya hehehe

Wednesday, July 6, 2011

Ketika Plagiat (Copas) Menjadi Hal yang Biasa

Tadi malam, saya mencoba menyelesaikan koreksian tugas mahasiswa yang mulai menumpuk. Bukan hal yang mudah, membaca sekaligus mengoreksi menjadi salah satu tugas yang terberat karena sering kali beberapa mahasiswa hanya menulis untuk menyelesaikan tugasnya. Sehingga, sering kali logika kalimat berantakan atau terjadi salah ketik. Untuk dua masalah tersebut, saya sangat memaklumi. Toh saya juga masih sering melakukan dua kesalahan itu. Namun, tidak plagiat! Copy-paste pemikiran orang dan memindahkannya tanpa menyertakan darimana ide tersebut berasal.  

Ada beberapa (menurut saya) yang membuat mahasiswa “asik” meng-copy paste:
  1. Terdesak alias kepepet, deadline, dllnya. Ini penyakit mahasiswa, tugas dikerjakan dengan system kebut semalam (SKS), jadi jangankan maksimal, selesai saja sudah syukur, hehehehe.
  1. Mudahnya akses meng-Copas. Internet menjadi media yang dengan mudahnya membuat kita terhubung dan mendapat informasi dari siapaun, dimanapun, dan kapanpun.Waktu awal membuat blog, terus terang saya ragu apa saya akan mempublish tugas (tulisan) semasa saya kuliah. Sangat rawan di copy paste! Akhirnya saya memilih, mana yang bisa dipublish dan mana yang harus saya simpan sendiri.
  1. Malas berpikir. Saya rasa, inilah alasan yang tidak diakui (tidak disadari) oleh mahasiswa. Malas berpikir ini bisa karena tidak menyukai mata kuliah yang dipelajari atau tidak menyukai dosennya, hehehe.
  1. Kurang bahan tulisan. Hal ini terjadi karena kurangnya tradisi membaca dan memiliki buku (atau setidaknya berusaha meminjam buku di perpustakaan).
  1. Dosen jarang membaca tugas mahasiswanya. Ada tipe dosen sibuk yang asik dengan banyak mengajar tapi lupa mengkritisi tugas mahasiswanya. Sehingga, mereka yang asik memplagiat bisa santai (tidak ketauan)
Saya tau kok, tidak ada yang benar-benar asli. Bahkan para ahli pun perlu membaca, mempelajari, dan mengutip terlebih dulu sebelumnya akhirnya menghasilkan teori baru. Jadi, permintaan saya simple saja, tolong sebutkan asal sumber tulisan Anda. Itu saja, mudah bukan?

Gambar diambil dari http://emokei28122892.tumblr.com/
NB: Buat kalian yang merasa mengcopy-paste mulai dari makalah, UTS, sampai UAS saya tunggu pengakuannya. Kita bisa berbincang dan mencari tahu di mana kesulitannya :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...