Sebagai organisasi yang berazaskan Islam, FLP menekankan kegiatan menulis sebagai bagian dakwah dan pencerahan kepada anggotanya. Dakwah berasal dari bahasa Arab dakwah dan kata dâ’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, seruan (Aziz, 2004: 2). Berdasarkan etimologi tersebut, Aziz, mengungkapkan setidaknya ada tiga pengertian dakwah.
1) Proses penyampaian agama islam dari seseorang kepada orang lain, 2) penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa amr ma’ruf (ajaran kepada kebaikan) dan nahi mun’kar (mencegah kemungkran), 3) usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya suatu individu atau masyatrakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya ajaran Islam. (2004: 10)
Berdakwah adalah kewajiban seluruh umat muslim dan bersifat universal itulah mengapa tugas dakwah tidak hanya dibebankan kepada ulama atau cendikiawan muslim. Ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk dakwah. Pertama, dakwah Qoliyah berbentuk ucapan seperti, ceramah, diskus, tanya jawab. Kedua, dakwah Kitabiyah, yaitu penyampaian dakwah melalui tulisan seperti, melalui media masa, buku-buku, kitab agama, gambar, lukisan. Ketiga, dakwah alamiyah, penyampaian dakwah dengan tidak menggunakan kata-kata lisan maupun tulisan tetapi dengan tindakan nyata (2004: 155-156). Sifat universalitas dakwah itu yang ditangkap oleh FLP dan diterapkan dalam karya-karyanya.
Salah satu dasar pemikiran dakwah adalah hadis, “ballighu annii walau ayatan”, artinya sampaikanlah apa yang kalian dapat dari aku (Muhammad) walau cuma satu ayat (Budiwanti, 2000: 6). Dengan metode penyampaian dakwah lewat tulisan (kitabiyah), para anggota FLP menulis karya-karya Islami yang melahirkan tren sastra islami di tahun 2000-an.
Karya-karya yang digolongkan zaman Islam adalah karya-karya yang secara jelas memperlihatkan pengaruh atau alam pemikiran Islam. Karya-karya tersebut dibagi menjadi dua: pertama adalah karya yang bersifat sufistik yang ditulis para ulama yang mendalami pengetahuan tentang Islam dan mempunyai kencenderungan terhadap sufisme. Kedua adalah karya yang memperlihatkan pengaruh sastra Islam baik dari bahasa Arab maupun Persia atau karya ciptaan baru yang memperlihatkan pengaruh agama/peradaban Islam terhadap penulisnya (Rosidi, 1995:337-338). Dengan menekankan pada diri sastrawan sebagai pencipta karya sastra, Hasjmy mengungkapkan ciri khas sastrawan muslim sebagai berikut.
1) hati dan jiwannya penuh dengan keimanan, 2) kerjannya senantiasa beramal salih, berbuat bakti,3) pancaran iman menjelma dalam amal perbuatannya, 4) mereka selalu mengenang Allah, sehingga berujud dalam karya-karyanya (1977: 62-63).