Monday, July 11, 2011

“Membaca” Catatan Harian Si Boy

Jangan bayangkan Boy seperti zaman dulu yang diperankan dengan manis oleh Onky Alexander! Catatan Harian Si Boy yang ini, bukanlah versi baru melainkan “regenerasi” dari Boy yang beken di tahun 80-90an.

Catatan Harian Si Boy (2011) merupakan film yang mencoba mengambil karakter para tokoh  di Catatan Harian Si Boy terdahulu. Itulah yang membuat  karakter Boy yang ramah, hangat, dan melindungi tetap ditampilkan lewat tokoh Satrio (Ario Bayu ), sedangkan sosok Emon yang lucu dan kemayu, kembali hadir lewat tokoh Herry (Albert Halim). Cerita bermula dari Nuke yang terbaring koma dan selalu memegang catatan harian milik Boy (Onky Alexander). Nuke “ingin” bertemu Boy! Maka sebagai anak, Natasha (Carissa Puteri) mencoba memenuhi “keinginan” ibunya tersebut. Dengan bantuan Satrio dan teman-temannya pencarian Mas Boy pun dimulai, mereka berusaha menelusuri setiap nama yang terdapat dalam Diary tersebut. Melihat kedekatan Natasha dan Satrio, Nico (Paul Foster) cemburu. Maka, lahirnya konflik dari cinta segitiga antara Satrio-Natasha-Nico. Selain bercerita mengenai kisah cinta segita, film ini kental dengan gambaran persahabatan para tokohnya (Sastrio, Andi, Halim, dan Nina) yang “hidup” bersama di bengkel milik Nina (Poppy Sovia).

Buat saya, film ini “cowok banget”! Bukan hanya karena sosok Satrio yang ditampilkan sangat macho (tinggi, hitam manis, dan seksi) tapi juga dari tiap adegannya. Pertama, adegan dalam film dibuka dengan kebut-kebutan ala Fast & Furious yang dilakukan oleh Satrio untuk menghindari kejaran polisi. Selain kebut-kebutan, film ini juga selalu menampilkan mobil-mobil mahal. Profesi montir yang dilakoni oleh Satrio dan Andi di Bengkel Mobil Mewah (Hummer) lagi-lagi menggambarkan hobi otomotif yang kerap disukai oleh kaum laki-laki. Kedua, setelah ngebut penonton disuguhkan adegan-adegan perkelahian. Di antaranya perkelahian Nico dengan para penagih hutang dan perkelahian antara Nico dan Satrio yang merupakan puncak konflik kedua tokoh tersebut. Ketiga, dialog-dialog antara Satrio, Herry, dan Andi (Abimana Arya) walaupun lucu tapi terdengar “kasar”. Keempat, para aktrisnya ditampilkan cantik dan sangat seksi. Pakaian yang dikenakan Nina dan Natasha selalu minim, sangat Male Gaze! Hal tersebut berbeda dengan tokoh prianya (Satrio) yang walaupun berpostur tinggi besar tapi nyaris “keseksiannya” tidak tampak (bandingkan dengan film-film karya Upi Avianto yang kerap menampilkan laki-laki dengan perut sixpack bertelanjang dada). Jadi tidak mengherankan kalau teman laki-laki saya, sangat menyukai film ini dan merekomendasikan untuk menontonnya hehehe

Buat saya pribadi film ini biasa saja (bagus) tapi tidak luar biasa. Beberapa adegan dipaksakan dan cara sutradara membangun kelogisan cerita gagal. Misalnya saja, Satrio digambarkan sholat ketika di penjara atau sesaat setelah bengkelnya di rusak orang. Prilaku taat beribadah tersebut tampak kontras dengan sikap, tutur kata, dan pergaulannya. Belum lagi hubungan Nico dan Natasha yang “lepas” begitu saja, dan sikap Boy dan Emon yang berubah drastic (kalau soal perubahan Emon dan si Boy sepertinya karena factor usia para aktornya, hehehe). Untungnya penulis skenario cukup pintar menyisipkan kalimat-kalimat jenaka (lucu, nakal, dan agak jorok) lewat tokoh Herri dan Andy, sehingga film ini menjadi asik ditonton sampai akhir. Sepanjang pemutaran film, dua dialog yang saya ingat:

“Kita keluarga Yo, ga selamanya keluarga adem ayem” (Andi kepada Satrio)
“Apa yang sudah dimulai, harus diselesaikan” (Satrio)

Jadi yang pengen tertawa hahahihi silahkan nonton film ini, tapi jangan berharap lebih “serius” apalagi membayangkan Mas Boy dan Emon masih sama seperti dulu, karena pastinya Anda akan kecewa, hehehe
Picture from http://www.21cineplex.com/catatan-harian-si-boy-cata,movie,2561.htm

Novi Diah Haryanti (11 Juli 2011)
Catatan singkat setelah nonton bareng merayakan kelulusan Mbak Rina Saraswati M.Hum (ceeileee) bersama Mbak Kifti, Mbak Eka, dan Erna.


7 comments:

  1. comment ku? lhaa td kan udh didiskusikan di luar forum ini..wkwkkwkwk..

    ya, intinya ada bbrp adegan yg terkesan maksa. misalnya: ujug2 si nico ngasih duit buat nyogok satrio spy ngejauhin tasha (??) apa iya klo mo nyuruh orang ngejauhin pacarnya langsung disogok pake duit gitu? trus pas heri dikeroyok di bengkel..lha kok putri malah ngumpet di dalam mobil ga jelas gitu (kukirain lg nelpon minta bantuan ato malah nyetir tuh mobil buat ditabrakin ke para pengeroyok...eeeh, trnyata...ge-je).

    trakhir, Onky: gendut banget seeehhh?? (kuciwa deh eike), Didi Petet:i miss your emon style, weitje.., Btari Karlinda:ga banget deeehh aktingnya!! *berharap ada meriam bellina ato paramitha rusady muncul di sekuel berikutnya, klo ada* :D

    -Rina-

    ReplyDelete
  2. Mbak Rina: katanya suruh nulis di blog (alesan aja) hehehe... cieleee yg kecewa idolannya skrg gendut bgt hehehe... padahal gw udah lupa tuh Mbak cerita si Boy versi dulu :) *semoga ada yg muter ulang di tipi* hehe

    ReplyDelete
  3. novi, soundtrack film nya dari Atiek CB n Ikang Fauzi ada ga?...he2


    Sari KD

    ReplyDelete
  4. Hehehe...tambahan Nov..buat yang mau nonton please, jangan ajak adik2nya yang masih dibawah umur ya..kasian nanti kalau mereka sudah terpapar tontonan yang banyak menampilkan sensualitas (male gaze kata Novi..hehe), kekerasan, kehidupan malam lengkap dengan atribut minuman keras, rokok, dsb..(kwkwkwk..padahal di sinetron2 sekarang kayaknya dah banyak ya adegan yang menjurus2 kayak gitu).

    Eka

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Karna gw ga mau nonton film ini, jadi gw baca resensi lo aja Mba :D . Sejak film ini jadi bahan obrolan kawan2, gw sama sekali ga tertarik untuk ikut ngobrolin, salah satunya karna karakter si boy yg dulu tu udah ngelekat bgt di otak. Masak si boy nya botak. Ga keren, hahahaha....

    Menurut gw ya mba, ada salah satu hal yg di tunjukin pilm ini, yg menurut gw menarik. Perkembangan model gaya anak nakal jaman sekarang (model? gaya? halah, gw ga nemuin kata yg tepat, hehehe..).

    Ada perubahan model anak nakal klo ngeliat siboy dulu dengan sekarang. Nakal, mreman, urakan, dulu itu ya ditunjukkan dengan model rambut gondrong (salah satunya, di luar kesalahsalahan yg lain). Anak muda jaman dulukan mazhabnya band2 barat yg personilnya berambut gondrong. Nah, lantas ketenaran band2 tahun 70-90an yg gondrong itu mulai terkisis di labrak (fiuh, bahasanya nabrak sono sini) oleh generasi band rock milenium yg gaya pakaian n rambutnya lebih rapi. Ditambah pula masuknya boyband korea yg personilnya berambut panjang rapi klimis ngicis-ngicis (ini pasti ga ada di KBBI) ke Indonesia dan sangat di gandrungi cewek Indonesia masa kini. Maka jadilah anak muda sekarang ini banyak yg rambutnya gondrong tapi rapi.

    Jadi nakal, mreman, mbeling, sekarang itu ya termasuk yg punya rambut rapi, dan itu yg sering di tampilkan oleh televisi, kemudian di anut oleh seluruh anak muda. Botak, itu termasuk dalam kategori rapi.

    Eh satu lagi Mba, Udah tepat Upi Avianto memilih si Ario Bayu sebagai pemeran utamanya. Karna klo dia tetap mempertahankan karakter si boy seperti dulu (gondorng, n jeans bolong), sepertinya film ini ga bakal buming. Dan, dia bakal di hujat karna samasekali ga menampilkan hal yang baru dari filmnya. Selain itu gaya urakan dengan menampilkan rambut gondrong dan celana jeans bolong itu udah lawas, anak muda sekarang kan demenya yg aptudet. Kaya gw, udah males pake celana sobek, klo rambut gondrong berantakan si masih, karna menyisir itu menghabiskan waktu. Hehehehe….

    ReplyDelete
  7. Dik Adi terimakasih ulasannya sangat menarik, saya setuju sekali :) kecuali bagian Upi Avianto memilih si Ario Bayu, soalnya bukan si Upi yg garap film ini :p

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...