Monday, August 1, 2011

Mengenal Kelas Kata (bagian ke-2)

Pada bagian ke-2 mengenal kelas kata, saya akan menjelaskan dengan singkat mengenai numeralia, pronomina, preposisi, dan konjungtor.

PRONOMINA (KATA GANTI)
  • Tiga macam pronomina:
  1. Pronomina persona, yaitu pronomina yang dipakai untuk mengacu kepada orang (pertama, kedua, dan ketiga). Penggunaan pronomina persona (kata ganti orang) disesuaikan dengan umur, status sosial, keakraban. 
  • Kata ganti persona pertama tunggal terdiri dari Saya, aku, ku-, -ku, daku, sedangkan jamak kami, kita.
  • Kata ganti persona kedua tunggal, yaitu engkau, kamu, Anda, dikau, kau, mu, sedangkan jamaknya kalian, sekalian, Anda sekalian.
  • Kata ganti persona ketiga tunggal, yaitu ia, dia, beliau, -nya, sedangkan jamaknya mereka.  

  1. Pronomina penunjuk, dibagi menjadi tiga, yaitu:
·        Pronomina penunjuk umum, seperti ini dan itu. Contoh:
Rumah itu mahal.
            Bu Ratna memberikan ini kepada saya kemarin.
·        Pronomina penunjuk tempat, seperti sini (dekat), situ (agak jauh), sana (jauh). Biasanya didahului oleh preposisi (kata depan) di, ke, dari, contoh:
Ia pergi ke sana.
Sudah jangan jauh-jauh di sini saja.
·        Pronomina ihwal, seperti begini dan begitu. Contoh:
Jangan berbuat begitu lagi.

  1. Pronomina penanya dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.  
·        Siapa → jika yang ditanyakan orang atau nama orang. Contoh:
            Ibu menjadi Pak Dahlan →
            Ibu mencari siapa?
            Siapa yang ibu cari?
            Siapakah yang ibu cari?
·        Apa mempunyai dua peran:
  1. Mengubah kalimat menjadi kalimat tanya, contoh:
            Dia sudah datang. → Apa dia sudah datang?
  1. Menggantikan barang atau hal yang ditanyakan, contohnya:
            Yanti membeli mobil → Yanti membeli apa?
·        Mana → menanyakan pilihan orang, barang, atau hal. Contoh:
            Besok mereka akan pergi ke mana?
            Di antara mereka mana yang kamu suka?

NUMERALIA (Kata Bilangan)
  • Kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, atau barang.
  • Dua macam numeralia:
  1. Numeralia pokok → memberi jawaban atas pertanyaan “Berapa?”
Contoh:
1)      Belilah tiga buah buku tulis.
2)      Ketiga permain itu terkena kartu kuning.
3)      Ratusan orang tinggal di tempat pengungsian.
4)      Kami berlima pergi berlibur.

      Catatan:
Ø      Contoh tersebut menjawab pertanyaan “berapa?”
Ø      Bilangan pokok bisa ditambahkan dengan afiks ke-, ber-, dan –an.
Ø      Banyak, berbagai, pelbagai, beberapa, semua, seluruh, segenap merupakan numeralia yang mengacu pada kejamakan. Contoh penggunaannya: banyak orang bukan banyak orang-orang
Ø      Numeralia yang berasal dari Jawa Kuna → eka, dwi, tri, catur, panca, sapta, dasa.
Ø      Numeralia Ukuran → lusin, kodi, meter, liter, gram. 

2) Numeralia tingkat → memberi jawaban atas pertanyaan “yang keberapa?” 
                  Numeralia tingkat ialah numeralia pokok yang ditambahkan afiks ke- namun khusus untuk bilangan satu digunakan juga istilah pertama, seperti kesatu (pertama), kedua, ketiga. Contoh dalam kalimat:
            Rani mendapat peringkat pertama di kelas.
            Pemain ketiga itu mendapat kartu kuning.
                                    bandingkan degan
            Ketiga permain itu terkena kartu kuning.

PREPOSISI (Kata Depan)
  • Preposisi berfungsi menandai berbagai hubungan makna konstituen (bagian yang penting) di depan preposisi dengan konstituen di belakangnya. Contoh pergi ke pasar → ke menyatakan makna arah antara pergi dan pasar.
  • Preposisi dibagi dua:
  1. Preposisi tunggal yang hanya terdiri dari satu kata, yaitu di, ke, dari, akan, antara, bagi, buat,demi, dengan, hingga, kecuali, lepas, lewat, oleh, pada, per, serta, untuk, sekitar, sekeliling, sepanjang, seluruh, terhadap.
  2. Preposisi gabungan seperti: daripada, kepada, oleh karena, sampai ke, sampai dengan, selain dari, antara…dengan…, dari…hingga…, dari…ke…, sejak…hingga…
 Fungsi Preposisi
Fungsi
Preposisi
Penanda hubungan tempat
di, ke, dari, hingga, sampai, antara, pada
Penanda hubungan peruntukan
bagi, untuk, buat, guna
Penanda hubungan kesertaan (cara)
dengan, sambil, beserta, bersama
Penanda hubungan pelaku
oleh
Penanda hubungan waktu
pada, hingga, sampai, sejak, semenjak, menjelang
Penanda hubungan ihwal peristiwa
tentang, mengenai



Konjungtor (Konjungsi / Kata Sambung)
  • Konjungtor ialah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa. Contohnya dan, atau, karena, setelah, sedangkan.
  • Ada juga yang dapat bertindak sebagai preposisi dan konjungtor.
 Berdasarkan fungsi sintaksisnya, konjungtor dibagi menjadi empat, yaitu:
  • Konjungtor kordinatif → menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya.
            Beberapa konjungtor kordinatif:
  1. dan      → penanda hubungan penambahan
  2. serta    → penanda hubungan pendampingan
  3. atau     → penanda hubungan pemilihan
  4. tetapi, melainkan → penanda hubungan perlawanan
  5. padahal, sedangkan → penanda hubungan pertentangan
  • Konjungtor korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
           Beberapa konjungtor korelatif:
            baik…maupun…                                             
            tidak hanya… tetapi juga…
            bukan hanya… melainkan juga…
            demikian… sehingga…
            sedemikian rupa… sehingga…
            apa(kah)… atau…
            entah…entah…
            jangankan…,...pun…

            Contoh dalam kalimat:
            Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan pergi.
            Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihormati.
  • Konjungtor Subordinatif (KS) menghubungkan dua klausa atau lebih. Salah satu klausa itu merupakan anak kalimat. 
Ø      Dibagi menjadi 13 kelompok:
  1. KS waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, takkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
  2. KS syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
  3. KS pengandaian: andaikata, seandainya, umpamanya, sekiranya.
  4. KS tujuan: agar, supaya, biar.
  5. KS konsensif: biarpun, meski(pun), walau(pun),sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).
  6. KS perbandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
  7. KS sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
  8. KS hasil: sehingga, sampai, (-sampai), maka(nya).
  9. KS alat: dengan, tanpa.
  10. KS cara: dengan, tanpa.
  11. KS komplementasi: bahwa
  12. KS atributif: yang
  13. KS perbandingan: sama… dengan, lebih…dari (pada) 
  • Konjuntor Antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Penulisannya selalu diawali dengan huruf besar.
            Beberapa contoh konjungtor antarkalimat
            biarpun demikian/begitu
            sekalipun demikian/begitu
            walaupun demikian/begitu
            meskipun demikian/begitu
            sungguhpun demikian/begitu
            oleh karena itu

Kedelapan kelas kata tersebut yang saya diskusikan dalam kelas. Walau tidak seluruh kelas kata saya berikan, semoga kedelapan kelas kata tersebut menjadi bekal yang cukup bagi bapak dan ibu guru yang mengajar di MI. 

6 comments:

  1. Ini teori kelas katanya siapa ya? hehehe

    ReplyDelete
  2. Hmmm.... ngambil di Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia :)

    ReplyDelete
  3. masa buat mahasiswa cuma dari situ sih bu dosen.... kan ada punya pak harimukti, pak gorys, pak ramlan, dll. mendingan di analisis dulu semua karya tsb, baru buat resumenya. pasti hasilnya mantab bu dosen. minjem sama kifti ringkasan kuliah sintaksisnya bu felicia.

    ReplyDelete
  4. Mba Yuni: soalnya ini kelas bapak dan ibu guru yang udah pada tua. Aku memang pakai bukunya Ramlan, Abdul Chaer, dan modul UT. Tapi kalau menjelaskan mereka terlalu detail mereka bilang "ga diajarkan di kelas" jadi memang dalam silabus sengaja dibatasi pada morfologi dan sintaksis dasar :) Tapi makasih masukkannya #peluk#

    ReplyDelete
  5. Justru kamu harus memberi lebih dari yang "diajarkan di kelas". itu baru namanya kuliah. kalo standar aja, ya mending baca buku aja, hehee. makanya, pinjam ringkasan kajian morfologi dan sintaksisnya mahasiswa S1 UI. itu sudah ada ringkasan dan resumenya, lo tinggal nambah analisis dikit. jadi mantap deh. jangan peluk-peluk ah, bukan mahram... peace, hehehee

    ReplyDelete
  6. Kok bukan mahram ini siapa sih? Ok Ok makasih masukannya :) Soal ringkasan aku baca buku sendiri aja ah, masa ringkasan aja minjem anak UI hehehehe klo ngga nyoba pinjem ringkasan kampus lain deh :p

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...