"Saya mempunyai tugas yang tak kalah sakralnya dengan menjadi seorang ibu, tugas kepada diri sendiri!"
Kalimat tersebut merupakan kutipan dialog teater "Rumah Boneka" yang diadaptasi dari buku drama karya Hendrik Ibsen "A Doll's House". Dari kata sambutan Faiza Mardzoeki (produser) saya tahu bahwa Ibsen oleh bangsa Norwegia dijadikan simbol kebanggaan nasional. Pemerintah Norwegia mendukung diciptakannya ruang pergaulan kreatif di seluruh dunia melalui Ibsen. Program kesetaraan gender pun dipromosikan dengan nama Nora's Sisters mengambil nama tokoh utama perempuan dalam cerita. Terus terang isu gender ini yang menarik minat saya untuk datang ke Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) kemarin malam (3/12).
Sekilas, teater ini bercerita mengenai kehidupan rumah tangga Nora (diperankan oleh Maya Hasan dan Chantal Della Concetta) dan Tommy Herlambang (Ayez Kassar) yang awalnya tampak harmonis tetapi sangat rapuh. Adegan dibuka dengan Nora yang datang membawa tas-tas belanjaan, sedikit berdialog dengan Bibi Heni (Pipien Putri), lalu masuklah Mas Tom suaminya. Dari perbincangan antara Mas Tom dan Nora tampak bahwa sosok Nora manja, lemah, suka berbelanja, tidak tahu apa-apa dan hanya mengandalkan Mas Tom dalam hidupnya. Tapi kedatangan Linda (Ayu Dyah Pasha) sahabat Nora membuka rahasia bahwa Nora bukanlah perempuan lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Diam-diam Nora menyelamatkan nyawa Mas Tom ketika terserang kanker dengan membawa suaminya tersebut ke Singapura. Kenapa diam-diam? "Karena laki-laki tidak suka bila hidupnya diselamatkan perempuan. Jatuh harga dirinya". Biaya pengobatan yang sangat mahal membuat Nora harus "membuat kesalahan" dengan berutang pada Togar (Teuku Rifnu Wikana). Untuk membayar utang tersebut Nora harus bekerja menawarkan produk-produk multi level marketing, bahkan menghemat uang pemberian Mas Tom. Akan tetapi, ketika perkara utang ini terbongkar, Nora tidak mendapat respek dan pengertian dari sang suami. Justru hardikan dan kata-kata kasarlah yang terlontar dari mulut suami yang sangat dicintai Nora. Sikap kasar tersebut membuat Nora kembali memikirkan hubungan pernikahan yang sudah delapan tahun dijalaninya.
"Rumah Boneka" dimulai pada pukul 20.00 dan berakhir hampir pukul 23.00. Ini merupakan pengalaman pertama saya menikmati pentas teater realis tiga jam tanpa interval. Hasilnya, ngantuk luar biasa! Dialog panjang Nora membuat beberapa kali Maya Hasan tampak "terpeleset". Walaupun cerita cenderung monoton, ide dan perlawanan yang dilakukan Ibsen terkait relasi suami-istri masih sangat relevan. Jadi buat yang penasaran silakan datang ke GKJ malam ini untuk menutup teater yang sudah dipentaskan sejak 30 November. Saran saya, siapkan stamina dan permen (makan dan minum dalam gedung pertunjukan tidak diperbolehkan, jadi sampah jangan dibuang sembarangan ya hehe), jika tidak sama seperti saya Anda pasti akan ngantuk dan melewatkan dialog-dialog yang sangat "padat". Ingat, ini pertunjukan teater realis tiga jam tanpa interval! Selamat menikmati....
HARGA TIKET/PRICE
1. VIP Rp 250.000,-
2. Kelas I Rp 150.000,-
3. Balkon Rp 75.000,-
4. Pelajar dan Mahasiswa Rp 50.000,- ( berlaku untuk Balkon, tempat terbatas)
Terima Kasih buat Mba Sahat Tarida yang sudah menyediakan "tempat khusus" buat saya dan si Mas :)
No comments:
Post a Comment